1. Pendahuluan
Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat, untuk tetap mempertahankan keuntungan yang diperoleh, sebuah perusahaan manufaktur harus selalu melakukan inovasi baik itu terhadap proses produksinya maupun produk yang dihasilkan. [Shilling, 2005]
Schilling [2005] juga menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang bergerak dalam beberapa industri memperoleh sepertiga keuntungannya dari hasil inovasi produk yang dilakukan dalam lima tahun terkahir
Indonesia sebagai negara agraris, mempunyai potensi yang besar dalam industri pertanaian dan perkebunan. Untuk memperoleh hasil pertanian yang lebih baik, diperlukan sebuah inovasi baik terhadap proses maupun kualitas benihnya. Inovasi terhadap alat-alat pertanian dengan harga yang terjangkau dan mudah untuk digunakan petani akan meningkatkan efesiensi dalam pengolahan lahan dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja.
Makalah ini ditulis untuk mempresentasikan sebuah inovasi produk tentang alat penebar pupuk urea tablet dengan menggunakan teori kreativitas Six Thinking Hast Edward de Bon.
2. Dasar Teori
“Innovation can arise from many different sources. It can originate with individuals, as in the familiar image of the lone inventor or users who design solutions for their own needs. Innovation can also come from the research efforts of universities, government laboratories and incubators, or private nonprofit organizations. One primary engine of innovation is firms. Firms are well-suited to innovation activities because they typi¬cally have greater resources than individuals and a management system to marshal those resources toward a collective purpose. Finns also face strong incentives to develop differentiating new products and services, which may give them an advantage over nonprofit or government-funded entities.” [Schilling 2005 hal.15]
Gambar 2.1 Sumber Inovasi sebagai Sebuah Sistem [Schilling, 2005]
Inovasi bermula dari tumbuh dan berkembangi ide-ide baru. Kemampuan untuk menumbuhkan ide disebut juga sebagai kreativitas. Kreativitas dapat juga diartikan sebagai kemampuan utuk menumbuhkan kerja yang berguna dapat dapat dijalankan. [Schilling, 2005]
Kreatifitas dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu
a. Kreativitas Individu
b. Kreativitas Kelompok
Inovasi sendiri lebih dari sekedar menumbuhkan ide, melainkan menumbuhkan ide serta mengimplementasikannya kedalam suatu alat atau proses. Inovasi membutuhkan kombinasi antara ide kreatif dan kemampuan teknis. Kombinasi keduanya akan melahirkan sebuah produk atau proses baru yang berguna.
Salah satu cara untuk menumbuhkan ide kreatif adalah dengan menggunakan metode Six Thinking Hat Edward de Bono. Six Thinking Hast Edward de Bono adalah sebuah metode berpikir yang dapat digunakan baik secara individu maupun dalam sebuah grup diskusi. Metode ini menawarkan metode berpikir secara paralel, sehingga dalam sebuah grup diskusi akan menghasilkan sebuah ide yang komperhensif [Wikipedia, 2009].
Gambar 2.2 Sequential dan Parallel Process [Shilling, 2005]
“The method promotes fuller input from more people. It separates ego from performance. Everyone is able to contribute to the exploration without denting egos as they are just using the yellow hat or whatever hat. The six hats system encourages performance rather than ego defense. People can contribute under any hat even though they initially support the opposite view.” [Lebelle, 2005]
Lebelle [2005] juga menyimpulkan, bahwa keunggulan dari metode Six Thinking Hast Edward de Bono adalah :
1. Mendorong orang untuk berpikir secara parallel
2. Melihat masalah dari spktrum yang lebih luas
3. Memisahkan ego dari performa, yang artinya jangan sampai ego seseorang dalam menyampaikan ide mengesampingkan performa dari hal yang akan dihasilkan
Selain yang disebutkan diatas, menurut The Smart Thinking [2008] dengan mengimplementasikan metode Six Thinking Hats Edward de Bono keuntungan yang dapat diperoleh lainnya adalah
• Menghindari keputusan - keputusan yang setengah matang dengan mengetahui bagaimana menggali lebih dalam
• Meningkatkan produktifitas dan bahkan lebih penting lagi - menjadi lebih efektif
• Membuat solusi - solusi kreatif
• Memaksimalkan dan mengorganisasikan masing - masing pemikiran dan ide individu
• Membuat keputusan yang tepat dengan cepat dan dengan visi bersama
Six Thinking Hats Edward de Bono adalah teknik yg sederhana dan efektif yang membantu individu atau kelompok untuk menjadi lebih produktif. Individu atau kelompok dapat belajar bagaimana memisahkan berpikir ke dalam enam kategori yang berbeda. Setiap kategori ditandai dengan warna tersendiri. Secara mental dengan memakai topi dan berganti topi, individu atau kelompok dapat dengan mudah memfokuskan atau mengarahkan kembali pemikiran, pembicaraan atau rapat.
Perbedaan antara kelompok yang biasa dan kelompok yang cerdas tidak begitu jauh dalam kapasitas mental kolektif mereka, tetapi dalam hal seberapa baik mereka dapat mengena pada kebijaksanaan kolektif mereka dan seberapa baik mereka berfungsi bersama - sama.
Gambar 2.3 Six Hat [Labelle, 2005]
Enam topi berpikir adalah strategi yang dirancang Edward de Bono yang menghendaki individu atau kelompok, mengembangkan cara mereka berpikir tentang sebuah topik dengan mengenakan serangkaian topi berpikir yang berbeda.
Topi- topi itu adalah :
1. Pemikiran topi putih memfokuskan pada informasi yang tersedia dan diperlukan.
2. Pemikiran topi hitam menguji kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan sebuah topik.
3. Pemikiran topi kuning memfokuskan pada keuntungan dan nilai - nilai.
4. Pemikiran topi merah melihat sebuah topik dari sudut pandang emosi, perasaan dan prasangka.
5. Pemikiran topi hijau memerlukan pemikiran yang imajinatif, kreatif dan lateral tentang sebuah topik.
6. Pemikiran topi biru memfokuskan pada refleksi,metakognisi (berpikir yang diperlukan), dan perlunya untuk mengatur proses berpikir.
Warna - warna membantu individu atau kelompok untuk memvisualisaskan enam cara berpikir yang terpisah dan untuk menyampaikan sesuatu arti dari sebuah pemikiran
3. Penerapan Six Thinking Hats Edward de Bono
Untuk melakukan inovasi terhadap cara memberikan pupuk urea tablet, metode yang digunakan adalah Six Thinking Hats Edward de Bono, yaitu membagi tahapan berpikir kedalam 6 bagian sesuai dengan enak topi yang diperkenalkan dalam metode tersebut.
Enam topi itu adalah :
1. Topi putih : informasi yang tersedia dan diperlukan
• Dosis urea tablet adalah Faktor dosis pupuk Urea (N) terdiri atas 3 taraf yaitu, pupuk Urea dosis rendah (100 kg/Ha), pupuk Urea dosis sedang (150 kg/Ha), pupuk Urea dosis tinggi (200 kg/Ha). [Supriono, 2005]
• Satu Butir Urea tablet mengandung 10 gr pupuk Urea (N) [UD Tani Maju, 2009]
• Penebaran Urea tablet dilakukan dengan manual atau tanpa alat.
• Urea tablet langsung dimasukkan ke tanah sedalam 5 cm
2. Topi hitam : kesulitan dan masalah
• Tinggi nya dosis yang harus diberikan tiap hektar sedangkan dosis per tabletnya hanya 10 gram menyebabkan petani enggan menggunakan urea tablet
• Penebaran Urea tablet dilakukan dengan manual atau tanpa alat. Petani setiap kali akan menebar urea tablet harus membungkuk dan memasukkannya kedalam tanah sedalam 5 cm. [Anonim, 2009]. Hal ini melelahkan, karena petani harus membungkuk berulang-ulang setiap kali akan menebarkan urea tablet
3. Topi kuning : keuntungan dan nilai-nilai
• Pemupukan dengan urea tablet menghemat pemakaian urea sebesar 25 persen. Penelitian yang lain menyatakan bahwa penggunaan urea tablet meningkatkan hasil padi lebih besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan urea tablet lebih efisien daripada urea tabur. Urea tablet yang pemberiannya di pertanaman padi sawah langsung ke lapisreduksi memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingdengan urea pril yang umumnya ditaburkan. [Purnomo, 2000]
4. Topi merah : melihat masalah dari sudut pandang emosi
• Urea tablet tidak popular karena identik dengan pemerintahan orde baru. Dibawah pemerintahan Predisen Soeharto petani dipaksa menggunakan Urea Tablet
• Petani sudah terbiasa menggunakan urea prill/tabur.
5. Topi hijau : pemikiran imajinatif
• Pemakaian Urea tablet dapat ditingkatkan jika ada alat yang dapat digunakan untuk membantu menebarkan urea tablet di lahan pertanian
• Alat tersebut harus mudah digunakan oleh petani
• Alat tersebut harus mudah untuk dibawa dan disimpan oleh petani
• Alat tersebut haruslah murah sehingga petani mampu membelinya
6. Topi biru : refleksi dan metakognisi
• Pemikiran yang dihasilkan dengan menggunakan topi putih dan hitam menjadi dasar untuk dilakukannya pembuatan produk baru
• Hasil pemikiran topi kuning menjadi tujuan dari pembuatan alat baru
• Melihat dari kelebihan dan kekurangan yang ada pada Urea tablet, solusi teknis yang digunakan adalah dengan melihat lebih dalam pada hasil yang didapat dengan topi warna hijau. Produk yang akan dibuat nantinya mempertimbangkan hasil pemikiran yang diperoleh dari penggunaan topi hijau.
• Selain itu, untuk mempermudah pemasaran produk ini nantinya, hasil pemikiran yang didapat dari penggunaan topi merah perlu juga dipertimbangkan lebih dalam yaitu dengan adanya penyuluhan dan pendekatan yang lebih intens ke perangkat desa dan tokoh masyarakat.
4. Pembahasan
Dari pemikiran yang didapat dengan menggunakan Six Thinking Hats Edward de Bono, diputuskan untuk membuat alat bantu untuk menebarkan pupuk urea tablet.
Alat itu haruslah ringan, mudah dibawa dan mudah disimpan, oleh karena itu alaat tersebut berupa tongkat atau stick. Bentuk stick dipilih juga karena alasan memudahkan petani untuk memasukkan pupuk urea tablet kedalam tanah sedalam 5 cm tanpa harus membungkuk setiap saat.
Agar memudahkan petani, pada alat tersebut ada wadah atau hopperuntuk menampung pupuk. Hopper dapat dilepas untuk mengisi ulang pupuk.
Gambar 4.1 Alat Panabur Pupuk Urea Tablet.
Keterangan Gambar :
1. Hopper
2. Stick
3. Pupuk release button
4. Tongkat tusuk
5. Kesimpulan
Menggunakan metode Six Thinking Hast Edward de Bono dapat melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. [Wikipedia, 2009]
Metode ini juga dapat mengatur pemikiran atau sekelompok pemikiran untuk tetap pada satu alur sehingga tidak melebar. Hal ini memudahkan dalam mengambil suaatu kesimpulan dari suatu masalah yang sedang dipikirkan.
Tongkat penebar Urea tablet adalah satu solusi untuk menjawab kesulitan petani dalam menggunakan produk pupuk tersebut.
Referensi
Labelle, S., 2005, Six Thingking Hats. [online : diakses 25 Maret 2009] URL : http://www.members.optusnet.com.au/~charles57/Creative/Techniques/sixhats.htm
Purnomo D., 2000, Penggunaan Urea Tablet pada Penanaman Tanpaa Olah Tanah. [online : diakses 26 Maret 2009] URL : http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/pengg_urea_tablet_djokopurnomo.pdf
Schilling, M. A., 2005, Strategic Managemenat of Technological Innovation. Mc Graw-Hill International Edition
Supriono, 2005, Pengaruh Dosis Urea Tablet dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Kultivar Sindoro. [online: diakses 27 Maret 2009] URL : http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/peng_ureatablet_jrktan_supriono.pdf
The Smart Thingking., 2008, Enam Topi Berpikir. [online : diakses 27 Maret 2009] URL : http://www.thesmartthinking.com/training_ind.html
Wikipedia, 2008. Six Thingking Hats.[online, diakses 25 Maret 2009] URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Six_Thinking_Hats
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar